Oleh: akubisadengar | April 20, 2009

Siswa Tuna Rungu Optimistis Lulus UN

Jakarta – Secara fisik dia tak beda dengan siswa SMA lainnya. Namun bila bicara, dia
terbata-bata. Sesekali tangan dan mimiknya membantu membuat isyarat untuk
menyampaikan pesan.

“Saya optimistis bisa capai nilai,” kata seorang siswa, Boy. Boy adalah siswa SLB Tuna Rungu Santi Rama, Jalan Fatmawati Raya, Jakarta Selatan. Boy ditemui di sela-sela ujian nasional (UN), Senin (20/4/2009).

Di sekolah ini, terdapat 16 siswa kelas 12 yang mengikuti UN. Pada hari pertama ini, 5 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki mengikuti Bahasa Indonesia. Untuk mengerjakan soal sama seperti sekolah lain yaitu menggunakan kertas soal dan melingkari jawaban dengan pensil.

“Tapi karena di sini SLB, soalnya dibedakan. Sedikit lebih mudah dengan SMA pada umumnya,” kata Sekretaris Ujian, Yuni.

Di SLB Tuna Rungu yang bermurid 50 siswa tak mengenal jurusan IPA/IPS. Tapi lebih dikhususkan ke arah SMK seperti jurusan tata boga, menjahit dan teknik. “Pengawas ujian ada 4 orang dari sekolah lain karena hanya ada 2 kelas,” pungkasnya.

Usai mengerjakan ujian, siswa pun kembali seperti siswa SLTA lainnya. Pulang
menumpang sepeda motor, merapikan rambut dan dandan atau bercanda sesama teman.

Standar kelulusan UN tahun ini naik menjadi 5,5 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan dengan nilai minimal 4,00 paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

Andi Saputra – detikNews

Tags: ,

Oleh: akubisadengar | April 6, 2009

Regenerasi sel-sel rambut telinga

Sel-sel rambut telinga dalam penting untuk pendengaran. Tanpa sel-sel rambut akan menjadi tuli. Bila sel-sel rambut rusak , maka akan mengalami kurang pendengaran .Dan sel-sel rambut yang rusak tidak dapat tumbuh kembali. Akan tetapi pada species yang lain , sel-sel rambut yang mengalami kerusakan dapat regenerasi secara continu sehingga dapat terhindar dari kekurangan pendengaran.Sehubungan dengan hal ini para peneliti sekarang ini meneliti bagaimana proses ini dapat diaplikasikan kepada sel-sel rambut manusia, sehingga manusia juga terhindar dari kekurangan pendengaran.

Penelitian terbaru oleh para ilmuwan mengatakan bahwa ada cara regenerasi pada kerusakan sel-sel rambut. Pada pertengahan tahun 1980, seorang ilmuwan menemukan pada burung dewasa bahwa sel-sel rambut telinga dalam yang mengalami kerusakan dapat regenerasi . Pengembalian pendengaran terlihat hampir sama dengan pendengaran saat sebelum sel-sel rambut mengalami kerusakan.

Selain pada burung , pada binatang amphibi seperti katak sel-sel rambut telinga dalam yang mengalami kerusakan juga dapat regenerasi . Sedangkan pada mamalia tidak mempunyai kemampuan ini.

Oleh karena itu para ilmuwan mengadakan penelitian mekanisme regenerasi sel-sel rambut telinga dalam ini dengan harapan ada kemungkinan dapat diaplikasikan pada manusia.

Ada 2 proses yang besar pada regenerasi sel-sel rambut telinga dalam ini yaitu proses regenerasi sel-sel rambut , dan memperbaiki hubungannya ( reconnect ) sel-sel rambut dengan sel-sel saraf. Hal ini bisa terjadi apabila sel-sel rambut tersebut molekul-molekulnya dapat memproduksi secret cairan yang disebut trophyc factors yang menuju serat -serat saraf . Bila sel – sel rambut dapat reconnect dengan sal-sel saraf maka pendengaran akan membaik kembali.

Kemungkinan besar yang dapat menyamai proses regenerasi sel-sel rambut pada manusia adalah melalui pembelahan sel-sel. Percobaan pada babi , tikus dan kelinci telah berhasil dilakukan dengan cara pembelahan sel didalam telinga dalam dengan menggunakan molekul growth -promoting . Sejauh ini molekul yang sama pada manusia tidak ada . Akan tetapi ditemukan satu hal bahwa ada regenerasi sel-sel rambut telinga dalam pada mammalia telah terbukti.

By: Oma-nya Yasmin

http://rumahlimas.multiply.com

Oleh: akubisadengar | April 6, 2009

Peranan pendengaran pada proses berbicara

Peranan pendengaran pada proses berbicara

Salah satu akibat oleh kurang pendengaran adalah gangguan bicara dan bahasa Bahasa adalah bentuk aturan atau sistem lambang yang digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara mengacu pada simbol verbal. Selain itu bahasa dapat juga diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural dan musik. Bahasa juga dapat mencakup aspek komunikasi nonverbal seperti gestikulasi, gestural atau pantomim.

Definisi berbicara

Bicara adalah kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan bahasa oral (mulut) yang membutuhkan kombinasi yang serasi dari sistem neuromuskular untuk mengeluarkan fonasi dan artikulasi suara. Oleh karena itu proses bicara melibatkan beberapa sistem dan fungsi tubuh, antara lain sistem respirasi ( pernafasan ), pusat khusus pengatur bicara dalam korteks serebri di otak , pusat respirasi di dalam batang otak dan struktur artikulasi, resonansi dari mulut serta rongga hidung.


Proses bicara

Dua proses terjadinya bicara, yaitu proses sensoris dan motoris. Aspek sensoris meliputi pendengaran, penglihatan, dan rasa raba berfungsi untuk memahami apa yang didengar, dilihat dan dirasa. Aspek motorik yaitu mengatur laring, alat-alat untuk artikulasi, tindakan artikulasi dan laring yang bertanggung jawab untuk pengeluaran suara.

Di dalam otak terdapat 3 pusat yang mengatur mekanisme berbahasa, dua pusat bersifat reseptif yang mengurus penangkapan bahasa lisan dan tulisan serta satu pusat lainnya bersifat ekspresif yang mengurus pelaksanaan bahasa lisan. Ketiganya berada di hemisfer dominan dari otak atau sistem susunan saraf pusat.

Kedua pusat bahasa reseptif tersebut adalah area 41 dan 42 disebut area wernick, merupakan pusat persepsi auditoro-leksik yaitu mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang berkaitan dengan bahasa lisan (verbal). Area 39 broadman adalah pusat persepsi visuo-leksik yang mengurus pengenalan dan pengertian segala sesuatu yang bersangkutan dengan bahasa tulis. Sedangkan area Broca adalah pusat bahasa ekspresif. Ketiga pusat tersebut berhubungan satu sama lain melalui serabut asosiasi.

Peranan pendengaran pada proses berbicara

Saat mendengar pembicaraan maka getaran udara yang ditimbulkan akan masuk melalui lubang telinga luar kemudian menimbulkan getaran pada membrane timpani. Dari sini rangsangan diteruskan oleh ketiga tulang kecil dalam telinga tengah ke telinga bagian dalam. Di telinga bagian dalam terdapat reseptor sensoris untuk pendengaran yang disebut Coclea. Saat gelombang suara mencapai coclea maka impuls ini diteruskan oleh saraf VII ke area pendengaran primer di otak diteruskan ke area wernick. Kemudian jawaban diformulasikan dan disalurkan dalam bentuk artikulasi, diteruskan ke area motorik di otak yang mengontrol gerakan bicara. Selanjutnya proses bicara dihasilkan oleh getaran vibrasi dari pita suara yang dibantu oleh aliran udara dari paru-paru, sedangkan bunyi dibentuk oleh gerakan bibir, lidah dan palatum (langit-langit). Jadi untuk proses bicara diperlukan koordinasi sistem saraf motoris dan sensoris dimana organ pendengaran sangat penting.


By: Oma-nya Yasmin

http://rumahlimas.multiply.com

Oleh: akubisadengar | April 4, 2009

Phisiology sel-sel rambut telinga dalam

Tuli syaraf adalah akibat dari kerusakan sel-sel rambut didalam telinga bagian dalam (inner ear). Tepatnya terletak di membrane basilaris di organ corti di cochlea. Ilmu pengetahuan sampai saat ini belum menemukan cara untuk memperbaiki kerusakan sel-sel rambut pada manusia. Artinya sel sel tidak akan dapat tumbuh kembali untuk mengganti sel-sel rambut yang sudah rusak . Padahal setiap rambut mempunyai fungsi dengan frekwensi suara yang berbeda -beda.

Oleh karena itu perlu mengenal terlebih dahulu tentang sel-sel rambut telinga dalam. Sel-sel rambut pada organ corti dibagian scala media merupakan sel-sel reseptor pendengaran ( auditory receptor cells ). Disebut dengan sel-sel rambut karena membrana dibagian permukaan sel mengalami evaginasi yang disebut stereosilia, yang mirip seperti rambut. Stereosilia mengandung ion channels yang dapat terbuka aktif secara mekanik jika menerima stimulus suara. Selain sel -sel rambut terdapat sel struktural dan sel-sel pendukung (supporting cells ). Ada 2 tipe sel-sel rambut , yaitu sel rambut dalam ( Inner hair cells ) yang berjumlah kira 12000 dan sel rambut luar ( outer hair cells ) berjumlah 13000 .

Sel rambut dalam membentuk sebaris sel yang berjalan spiral disepanjang kochlea dekat aksis sentral. Sedangkan sel rambut luar mempunyai 3-4 baris sel rambut yang berjalan pada kochlea namun tidak berdekatan dengan axis sentral. Bagian dasar sel-sel rambut menempel pada membrana basilaris , sedangkan pada bagian permukaan ditempat stereosilia berada terletak membrana tektorial. Sedangkan membrana basilaris dan membrana tektorial berhubungan dibagian sentral. Suara akan mengerakkan kedua struktur ini pada arah yang berlawanan, sehingga stereosilia yang berada dipermukaan sel rambut akan menekuk. Akibat dari pergerakan stereosilia akan membuka dan menutup ion channels, yang menghasilkan potensial reseptor di sel rambut dalam. Bila potensial reseptor ada maka hal ini menyebabkan neurotransmitter keluar menuju serabut 2 saraf aferen tertentu.

Sel-sel rambut kochlea mempunyai sifat dengan frekwensi yang spesifik , dimana stimulasinya dari input suara tergantung pada tonotopic map membrana basilaris. Suara dengan frekwensi tinggi dideteksi dibagian basis koklea, sedangkan suara dengan frekwensi rendah dideteksi dibagian apeks.Properti mekanik membrana basilaris sendiri kemudian yang menentukan tonotopik ini. Sel-sel rambut dalam berperan sebagai auditory receptor cells yang klasik , bertanggung jawab mengirim sinyal dalam bentuk frekwensi suara yang spesifik keotak . Sedangkan sel-sel rambut luar memberikan efek amplifikasi dari stimulus suara kepada sel -sel rambut dalam yang terdekat, dan mempertajam respon frekwensi sel sel- rambut dalam yang terdekat. Sel-sel rambut luar memendek dan memanjang bila ada stimulasi suara.Gerakan kontraksi seperti ini dapat mempengaruhi sel-sel rambut dalam dengan merubah gerakan membrana basilaris dan meningkatkan sensitifitas dan selektifitas frekwensi untuk output kochlear ( sinyal menuju otak ). Ada protein prestin terdapat pada sel-sel rembut luar yang memberi kemampuan untuk berkontraksi ini

Sel-sel rambut dalam secara predominan dipersarafi serabut aferen yang membawa informasi dari sel-sel rambut ke otak. Kebalikannya pada sel-sel rambut luar , predominan dipersarafi serabut eferen , yang justru membawa informasi dari otak ke sel-sel rambut . Stimulasi serabut eferen sel-sel rambut luar juga berperan dalam mengurangi respon dari kochlea. Perjalanan input suara selanjutnya melalui saraf dari kochlea ke otak. Stimulasi saraf oleh input suara dimulai dari sel-sel rambut kemudian berjalan sepanjang serebut aferen , selanjutnya berturut-turut mencapai nucleus koklearis , kompleks olivarius superior, lemnicus lateralis, kolikulus inferior, dan medial geniculate body untuk selanjutnya tiba di korteks auditori di otak. Pada level kompleks olivarius superior ke atas , mulai terjadi crossover antara input suara dari sisi kiri dan kanan.

By Oma-nya Yasmin

http://rumahlimas.multiply.com

Oleh: akubisadengar | April 4, 2009

Supporting cell untuk regenerasi selsel rambut cochlea

Supporting cell ( sel-sel pendukung ) .
Sudah sering dikatakan bahwa regenerasi sel-sel rambut yang hilang di cochlea tidak dapat terjadi pada mammalia, termasuk manusia . Oleh karena itu para ilmuwan memfokuskan penelitian pada perkembangan struktur lain didalam telinga dalam. Yaitu dengan  cara   merangsang  regenerasi epithel sensory telinga dalam manusia . Salah satu diantaranya adalah supporting cell yaitu sel-sel pendukung Hal ini merupakan  harapan satu-satunya  bagi jutaan orang yang menderita kurang pendengaran yang disebabkan oleh kehilangan sel-sel rambut.

Berlawanan dengan species vertebrata,   sel-sel rambut dapat regenerasi dengan rangsangan  pembelahan sel dan kemudian terjadi differensiasi yaitu terjadi perubahan struktur dan fungsi  sel-sel lain disekitar  sel-sel rambut yang disebut supporting cell ( sel pendukung ).

Pada percobaan pada tikus  ada indikasi  supporting cell pada telinga dalam  tetap mampu membelah dan kemudian  berubah struktur dan fungsi ( differensiasi )membentuk sel-sel rambut yang baru.
Oleh karena itu supporting cell menjadi target untuk populasi  sel sehingga dapat  memanipulasi  regenerasi sel-sel rambut .

Alternatif lain  , bila sumber stem cel dewasa dapat ditransplantasi  ke sel-sel rambut  yang mengalami kerusakan  untuk tujuan therapy. Oleh sebab itu  beberapa type  supporting cell dapat berubah struktur dan fungsi  yang berbeda didalam telinga dalam . Selain itu beberapa molekul subpopulasi  supporting cell ada perbedaan dan jumlahnya sangat terbatas. Keadaan ini kurang menguntungkan untuk memisahkan dan memurnikan supporting  cell yang diinginkan .
Belum ada cara lain  untuk pertumbuhan dan pengembangan  supporting cell untuk percobaan maupun untuk therapy.
Perkembangan lain adalah melakukan identifikasi molekul supporting cell dengan cara subpopulasi  , yang tujannya untuk  memurnikan dari general supporting  cell.


Pengaturan Growth factor pada proliferasi sel-sel stem / progenitor.
Telah ditemukan  faktor-faktor spesifik  yang mengatur  proliferasi ( memperbanyak )dan differensiasi ( merubah struktur dan fungsi ) stem / sel progenitor . Perkembangan  didalam cultur sel  ditemukan  epidermal growth factor ( EGF ) dan transforming growth factor ( TGFa) , yang dapat merangsang proliferasi  epithel sensory pada telinga dalam dewasa pada binatang Rodent.

Efek ini dapat dilakukan oleh insulin like growth factor ( IGF ) . Walaupun keberhasilan regenerasi  sel-sel rambut  baru tampak pada   vestibulum ( alat keseimbangan di telinga dalam ) . Berdasarkan hal itu dapat ditarik kesimpulan bahwa pada tahap awal regenerasi sel-sel rambut dapat diinduksi  oleh epithel sensori telinga dalam  pada mammalia dewasa. Dengan harapan dapat juga diaplikasikan  pada manusia.

By Oma-nya Yasmin

http://rumahlimas.multiply.com

Apa saja program habilitasi ketulian dan bagaimana mendeteksi secara dini gangguan pendengaran ?

Habilitasi pendengaran (memberikan fungsi pendengaran yang seharusnya dimiliki seseorang) ditujukan utk bayi / anak yang belum memiliki kemampuan/ pengalaman mendengar sebelumnya. Dilakukan bila sudah dipastikan mengalami ketulian. Program ini berupa (1)  amplifikasi ( memperkeras input suara) misalnya melalui berbagai pilihan (alat bantu dengar (hearing aid) bila tidak berhasil perlu dipertimbangkan implantasi koklea ( memasukkan  kabel elektroda ke dalam rumah siput/koklea, melaui operasi). (2) Auditory training(latihan mendengar) dan (3) Latihan Wicara (pilihan :Speech therapy, Auditory Verbal Therapy, Sensory Integration).


Deteksi dini gangguan pendengaran pada bayi sudah DIMULAI SEJAK USIA 2 HARI  ( sebelum keluar dari RS), bila hasilnya refer (gagal) atau ada faktor risiko (misalnya lahir kuning, berat badan kurang dari 1500 gr, waktu hamil ibu mengalami infeksi toksoplasma atau Rubela) perlu pemeriksaan pendengaran lanjutan pada usia  1 dan 3 bulan.

Pada USIA 3 BULAN SUDAH HARUS DIPASTIKAN ADA/TIDAKNYA GANGGUAN PENDENGARAN sehingga HABILITASI SUDAH DIMULAI SEBELUM USIA 6 BULAN. dengan habilitasi yang baik diharapkan KEMAMPUAN WICARA PADA SAAT USIA 3 TAHUN  BISA MENDEKATI ANAK NORMAL.

Pemeriksaan pendengaran HARUS menggunakan cara cara yang obyektif ( sensitivitas mendekati 100%) yaitu Oto Acoustic Emission (OAE) dan BERA ( Brainstem Evoked response Audiometry) . OAE  untuk menentukan fungsi sensor bunyi rumah siput pada ( usia 2 hari , 1 dan 3 bulan). BERA utk menentukan menilai reaksi saraf pendengaran terhadap bunyi dari luar ( diperiksa  saat usia 1- 3 bulan).  Skrining pendengaran secara masal dan berkala juga dilakukan pada murid sekolah dan pekerja industry (risiko terpapar bising) dengan tehnik/ metode berbeda (dengan bayi/ anak)’

http://www.thtkomunitas.org/index.php?option=com_content&task=view&id=89&Itemid=37


Oleh: akubisadengar | Maret 25, 2009

Flu Bisa Akibatkan Infeksi Telinga pada Anak

Gizi.net – Jangan pernah menganggap remeh sakit flu yang menyerang anak. Sebab, jika tidak segera diobati, sakit flu yang berkepanjangan pada anak dapat menyebabkan terjadinya penyakit infeksi telinga.

”Selain akan mengurangi fungsi pendengaran. Dalam fase sudah parah, kuman dari penyakit infeksi telinga ini juga dapat menggerogoti tulang yang menjadi dasar otak. Akibatnya timbul radang otak. Ini sangat berbahaya dan sangat fatal,” ujar dokter ahli bidang telinga, hidung, dan tenggorok (THT), Muhardjo, kepada wartawan, menjelang pengukuhannya sebagai guru besar untuk bidang yang sama pada Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Sabtu (12/2).

Lebih lanjut dikatakan, kemungkinan terjadinya penyakit infeksi telinga pada anak-anak yang terserang sakit flu memang lebih besar dibanding dengan orang dewasa.

Penyebabnya, jelas Muhardjo, karena pipa penghubung antara saluran hidung dan telinga yang terdapat pada anak-anak umumnya memiliki letak yang lebih horizontal dengan jarak yang lebih pendek, dibanding pada orang dewasa.

Karena letaknya yang horizontal dan jarak lebih pendek ini, menurut dia, memungkinkan cairan yang masuk, mengendap dalam waktu lama. Akibatnya, memungkinkan terjadinya perkembangbiakan virus penyebab flu di dalam pipa telinga anak. Sementara para orang dewasa dengan letak yang cenderung menurun, terjadinya endapan seperti itu otomatis akan dapat tertanggulangi. Cairan yang masuk biasanya akan segera dapat keluar dengan sendirinya secara alami.

”Pada orang normal, pipa ini berfungsi sebagai penyuplai udara dari luar ke dalam telinga. Nah, kalau yang bersangkutan terserang flu, suplai udara ini akan menjadi terganggu. Maka mengakibatkan kuman penyebab flu akan merambat ke telinga tengah, lalu mengakibatkan infeksi pada telinga,” tutur Muhardjo.

Karena itu, dalam kesempatan tersebut, dia mengimbau kepada seluruh orang tua agar jangan sekali-kali menyepelekan jika anaknya terserang penyakit flu. Karena akibat yang mungkin ditimbulkannya akan sangat besar.

Apalagi sekarang ini, penyebab penyakit flu juga semakin banyak dan menunjukkan kecenderungan meningkat. Salah satunya adalah karena alergi. Munculnya alergen baru ini, yang menurut Muhardjo sebagai dampak dari kemajuan industri dan pola hidup masyarakat.

”Seperti penggunaan karpet pada rumah. Padahal, karpet ini memiliki potensi yang sangat besar untuk menyimpan debu. Nah, debu ini pada beberapa anak dapat menyebabkan terjadinya batuk yang disertai flu,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Muhardjo yang juga menjadi dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Muwardi ini juga menyoroti minimnya ketersediaan dokter spesialis THT ini.

Menurutnya, jumlah dokter spesialis THT di Indonesia yang diperkirakan hanya 700 orang sangat tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang mencapai 220 juta jiwa. Parahnya lagi, sebagian besar para dokter spesialis itu bertempat tinggal di Jakarta.

Oleh: akubisadengar | Maret 25, 2009

Infeksi Telinga & Ketulian

Telinga dapat di bagi menjadi:
1. Bagian luar telinga – Pinna dan saluran eksternal
2. Bagian tengah telinga – gendang telinga, rongga bagian tengah dan strukturnya, tube Eustachian
3. Bagian dalam telinga – koklea dan labirin (saluran semi-circular)

1. Otitis Externa (infeksi telinga bagian luar)

Saluran eksternal telinga adalah hangat, gelap dan mempunyai kecenderungan untuk menjadi lembab, hal ini menyebabkan saluran tersebut menjadi tempat yang ideal bagi bertumbuhnya bakteri dan jamur. Kulit dari saluran ini juga sangat tipis dan dapat dengan mudah terluka. Terdapat lokasi sempit yang secara alami membentuk seperti saluran kerucut yang dapat “menjebak” dan mencegah kotoran, cairan dan lemak untuk keluar secara normal. Khususnya di bagian luar yang berambut sangat rentan untuk tumbuhnya benjolan seperti jerawat.

Otitis eternal biasanya menyakitkan (dan gatal jika terkena infeksi jamur) dan dihubungkan dengan rasa sakit pada saat membuka rahang. Pada kasus yang sudah gawat dan ditunda-tunda, kotoran bisa terbentuk di belakang pinna.

Perawatan:

Ahli bedah THT anda akan melakukan pemeriksaan yang sesuai dengan mikroskop khusus. Lemak, infeksi kotoran dari bakteri dan jamur dapat dihilangkan dengan penyedot aspirasi. Kadang-kadang sumbu untuk mengeluarkan kotoran telinga (ear wick), kapas atau spon (cotton gauze or sponge) dimasukan ke dalam telinga untuk memasukan obat-obatan. Obat tetes atau obat makan sering kali diperlukan. Kadang, operasi dengan nama pemotongan & pengeluaran (Incision & Drainage) dari kotoran juga diperlukan.

2. Otitis media (Infeksi telinga bagian tengah)

Anak-anak pada umumnya mengunjungi dokter untuk masalah otitis media. Otitis media adalah penyebab utama tuli pada masa kanak-kanak. Kadang juga berpengaruh pada orang dewasa, khususnya bagi mereka yang mempunyai masalah hidung atau sinus.

Otitis Media menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan serius yang akan diderita baik oleh anak itu sendiri maupun keluarganya. Kehilangan kemampuan untuk mendengar, khususnya pada anak-anak, akan mengakibatkan menurunnya kemampuan belajar dan bahkan memperlambat perkembangan kemampuan berbicara. Namun jika dirawat secara tepat dan efektif, pendengaran hampir selalu dapat dipulihkan menjadi normal.

Otitis Media adlaha juga penyakit yang serius karena infeksinya dapat menyebar ke struktur terdekat di kepala khususnya mastoid. Di negara belum berkembang, infeksi telinga tengah bisa menyebabkan infeksi otak.

Penyebab dari otitis media

Penyumbatan pada tube Eustachian selama demam, alergi atau infeksi saluran pernafasan atas dan keberadaan bakteri atau virus yang mengarah ke penumpukan cairan (pus & mucus) dibelakang gendang telinga. Otitis media yang sudah akut sering menyebabkan terbentuknya tekanan nanah dibagian tengah telinga yang menyebabkan demam, sakit telinga, pembengkakan, dan merah. Cairan/ nanah mencegah gendang telinga untuk bergetar dengan seharusnya, dan mencegah suara untuk dapat di dengar oleh Ossikel (ossicle/ 3 tulang kecil di telinga tengah) dan kemudian menyebabkan adanya gangguan pendengaran.

Kadang gendang telinga terluka, dan nanah keluar dari telinga. Namun yang umumnya terjadi, nanah atau lendir tetap berada di bagian tengah telinga karena adanya pembengkakan pada tube eustchian tube. Hal ini disebut sebagai efusi telinga tengah (middle ear effusion) atau serous otitis media.

Seringkali setelah tahap akut dari infeksi telah berlalu, efusi tetap ada dan menjadi tebal dan menempel seperti lem (glue-like), dan berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan tahun. Anak-anak seringkali terkena infeksi akut yang berulang-ulang dan menderita tuli.

Telinga lem (glue ear) sering dihubungkan dengan meningkatnya kejadian berbahaya di telinga tengah yang dikenal sebagai kolesteatoma (cholesteatoma).Di Asia Tenggara, telinga lem adalah sangat umum terjadi pada pasien-pasien yang telah menjalani Radio terapi untuk kanker saluran pernafasan (Nasopharyngeal Cancer/ NPC-nose cancer)

Image
CT Scan NPC

Gejala dari otitis media

Pada anak-anak balita dan bayi temukan:
Kebiasaan menarik-narik telinga, khususnya jika diikuti dengan gejala sebagai berikut:
1. Gangguan Pendengaran
2. Menangis, mudah terganggu
3. Demam
4. Muntah-muntah
5. Banyak kotoran telinga

Pada anak-anak, remaja dan dewasa temukan:
1. Sakit telinga
2. Perasaan penuh atau tekanan
3. Gangguan pendengaran
4. Pusing-pusing dan kehilangan keseimbangan
5. Mual, muntah-muntah
6. Banyak kotoran telinga
7. Demam

Tanpa perawatan yang tepat, kerusakan dari infeksi telinga dapat menyebabkan tuli yang permanen.

Perawatan

Dokter THT akan memeriksa telinga dengan otoskope atau mikroskop.Ini akan memungkinkan dokter untuk melihat apakah ada tanda merah di telinga atau cairan dibelakang gendang telinga.Tes lain yang seringkali diperlukan termasuk pemeriksaan hidung/ sinus, tympanogram dan audiogram.

Tympanogram mengukur tekanan udara di bagian tengah telinga untuk melihat kelancaran kerja tube eusthacia dan seberapa baik gendang telinga bisa bergerak.
Audiogram dilakukan jika pendengaran telah hilang, caranya dengan memperdengarkan nada pada beberapa tangga nada.

Obat-obatan yang dianjurkan mencakup obat tetes untuk telinga, untuk hidung (untuk hidung tersumbat), antibiotik dan obat makan untuk antihistamin dan decongestan. Obat-obatan mungkin juga diperlukan untuk menghilangkan rasa sakit dan demam.

Operasi

Jika obat-obatan saja gagal untuk menyelesaikan masalahnya, dokter anda mungkin akan menyarankan untuk melakukan operasi. Khususnya jika akan mempengaruhi pertumbuhan anak-anak.

Operasi yang disebut myringtomy meliputi pembukaan kecil (small surgical incision) ke dalam gendang telinga untuk mengeluarkan cairan dan menghilangkan rasa sakit. Bukaan (potongan/ incision) ini akan sembuh dalam beberapa hari tanpa tanda atau luka pada gendang telinga. Terkadang tube ventilasi (umumnya dikenal sebagai Gromet’s tube) diletakan di dalam bukaan tadi jika masalah tetap ada setelah jangka waktu yang lama.

Tube ventilasi ini tetap diletakan disana selama waktu yang diperlukan oleh infeksi telinga bagian tengah untuk membaik dan sampai tube Eustachian kembali normal. Proses ini bisa memakan waktu beberapa minggu atau bulan. Selama masa penyembuhan ini, anda harus menjaga agar air tidak masuk kedalam telinga karena akan menyebabkan infeksi lagi. Selain daripada itu, tube tidak akan memnyebabkan masalah lagi, dan anda akan melihat perkembangan yang sangat baik pada pendengaran dan penurunan pada frekuensi infeksi telinga.

Image
Ventilation tube in R ear

Jika otitis media terjadi karena infeksi kronis dari adenoids dan amandel, dokter mungkin akan menyarankan untuk membuangnya. Hal ini dapat dilakukan pada saat yang sama dengan pemasangan tube ventilasi.

3. Infeksi dalam telinga

Jenis infeksi ini tidak seumum infeksi di bagian lain dari telinga tapi umumnya sangat serius karena dapat menyebabkan ketulian yang permanen jika tidak dirawat secara agresif dan cepat.

Bagian dalam telinga terdiri dari koklea yang berbentuk seperti rumah siput (untuk pendengaran) dan labirin yang berbentuk seperti stasiun luar angkasa yang dinamakan daluran semi-circular.

Kerusakan diduga terjadi karena infeksi (virus dan bakteri), ischemia (kekurangan darah) atau trauma (contohnya luka pada bagian kepala). Pada sebagian besar kasus, penyebab dari luka tidak diketahui.

Pasien yang menderita kerusakan pada bagian dalam telinga dapat menderita tuli saja atau dengan vertigo atau kedua-duanya.

Seringkali sangat sulit untuk membedakan antara tuli infeksi bagian dalam atau tuli pada bagian perasa (sensory) dari penyebab-penyebab lain seperti:
– Presbyacusis (penuaan)
– Tuli yang disebabkan karena suara keras (noise-induced deafness)
– Autoimmune inner ear disease (AIED) terjadi ketika sistem immune tubuh menyerang sel bagian dalam telinga sendiri.
– Tumor pada saraf pendengaran (Acoustic neuroma)
– Sebagai bagian dari penyakit Meniere

Perawatan

Pemeriksaan yang mendetil dan sejarah yang jelas mengenai kondisi telinga sangat penting.

Penyelidikan meliputi:
– Tes Audiologi: Audiogram/ Tympanogram/ Auditory Brainstem Reflex (ABR)/ Electro-Nystagmography (ENG)
– Tes darah
– Tes Radiologi: Magnetic Resonance Imaging Brain (MRI). Tes ini merupakan standar emas untuk tumor pada saraf pendengaran (Acoustic neuroma)

Untuk beberapa bentuk tuli bagian dalam telinga (infeksi), perawatan yang cepat dan agresif diperlukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dari stuktur bagian dalam telinga dan juga untuk memulihkan hilangnya pendengaran.

Perawatan biasanya mencakup dosis tinggi steroid/ vitamin B/ obat anti virus jika diindikasikan/ vasodilators.

Suntikan Intra-tympanic steroid untuk menyelamatkan kasus-kasus yang tidak memberikan reaksi pada obat-obatan sekarang mulai mendapat tanggapan yang menjanjikan dari beberapa studi penelitian.

Kesimpulan:

Infeksi telinga adalah subjek yang kompleks.

Harap mengunjungi dokter THT anda sedini mungkin, jika gejala anda tidak membaik dengan cepat melalui perawatan dari dokter keluarga anda.

Pada banyak kasus, perawatan yang sedini mungkin diperlukan untuk mencegah tuli permanen.

Sumber: http://www.entsurgery.com.sg/indo/index.php?option=content&task=view&id=63

Oleh: akubisadengar | Maret 24, 2009

Parenting Support I-CHAT/AKRAB di Palembang!!!

Pertemuan perdana di Palembang, untuk orang tua yg mempunyai anak/keluarga dengan gangguan pendengaran atau untuk orang yang peduli kepada kaum tuna rungu. Sebagai sarana menggali ilmu dan mendapatkan support untuk melatih anak agar dapat mendengar dan berbicara.

Lokasi: Rumah Limas Jl. Res. H. Razak no 6, Ilir Timur II, Palembang

Waktu, 26 Maret 2009, pukul 09.00 – selesai.

Oleh: akubisadengar | Maret 24, 2009

Parenting Support I-CHAT/AKRAB di JOGJA!!!

Pertemuan untuk orang tua yg mempunyai anak/keluarga dengan gangguan pendengaran atau untuk orang yang peduli kepada kaum tuna rungu. Sebagai sarana menggali ilmu,berbagi pengalaman dalam melatih anak agar dapat mendengar dan berbicara lebih baik.

Waktu : Kamis, 26 Maret 2009

Pukul : 09.00 – selesai

Nara sumber : Ibu Nurhidayah. S. Psi.M.si. Dosen Psi UII – Jogja

Rumah Vina ( ibu Etty), Jln Melati Wetan No. 50, Baciro – Jogja ( depan SMP Pangudi Luhur)

Older Posts »

Kategori